APJC Training On Climate Change

APJC Climate Change

Pada 16 Oktober 2011, saya bersama tiga teman wartawan Indonesia

‘Forest Destruction, Climate Crime, Moratorium Now by Greenpeace Esperanza

berangkat ke Melbourne, Australia untuk menghadiri undangan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan oleh Asia Pasific Jurnalism Centre “Climate Change” selama enam minggu.

Ketiga teman saya adalah Anugerah Perkasa (Bisnis Indonesia), Stefanus Akim (Borneo Tribune), dan Made Ali (Bahana Mahasiswa), serta saya sendiri dari Sinar Harapan.

Pada minggu pertama, kami belajar tentang “Workshop English” yang diampu oleh Catherine Green dan dibantu Budi Setyo sebagai penerjemah ke bahasa Indonesia. Kami belajar Listening, Writing, Speaking, Grammar, Preposition, dan banyak conversation. Kami juga mengunjungi Melbourne Museum yang terletak dua blok dibelakang Ques Appartment, on Lygon St yakni tempat kami menginap hingga 26 November nanti.

Pada minggu kedua, kami belajar tentang Physikology yang diajarkan oleh Torrey Orton dan John Wallace. Banyak hal yang saya dapatkan misal menjadi tahu tentang tipe diri saya sendiri. Banyak ilmu yang diberikan namun belum saya tuliskan sekarang….(to be continue)

Perubahan Iklim telah menjadi bahan pembicaraan bagi kebanyakan orang diseluruh dunia beberapa tahun terakhir. Banyak orang bilang, perubhan cuaca ini dapat dilihat dan dirasakan seperti perubahan musim panas dan dingin yang terjadi di Indonesia. Perubahan ini juga terjadi dibeberapa negara lain yang memiliki lebih dari 2 musim seperti Australia, Amerika, dan sebagainya.

Di Papua, saya banyak melihat dan mendengar tentang kegiatan kejahatan terhadap kemanusiaan, lingkungan, dan juga hutan Rimba Papua.  Karena ‘tema’ kita tentang Climate Change maka saya akan mencoba share sedikit tentang kejahatan lingkungan sekaligus hutan Rimba Papua oleh oknum tak bertanggung jawab.

Ironis, pihak-pihak yang saya sebut “OKNUM” merupakan orang yang mengantongi label sebagai “wakil dan pelindung masyarakat”.

Lahan seluas 31,7 juta ha hutan Rimba  dan hutan Sagu kini berubah menjadi hutan Pohon Kelapa Sawit di daerah pesisir di Papua. Adalah suku Malind Anim dan Arso yang (terpaksa) kehilangan lahan tempat mereka mencari makanan.

Hilang sudah sagu, burung-burung juga binatang buruan lainnya.

Leave a Reply